Monday, November 7, 2016

MASIHKAH INDONESIA PENGHASIL KELAPA TERBESAR DUNIA?

Kita sering mengatakan bahwa Indonesia negara penghasil kelapa terbesar dunia. Luas kebun yang sering dikutip adalah 3,6 juta hektar. Kelapa yang tumbuh subur di pesisir dan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang didunia membuat klaim ini lumrah. Jika memang demikian tidak ada salahnya berbangga.

Akan tetapi kenyataan pahit membayangi perkelapaan Indonesia. Tanpa disadari tiap tahun luas kebun kelapa Indonesia berkurang diperkirakan sekitar 30 ribu hingga 40 ribu hektar. Ini berarti bahwa terjapa kurang lebih 3 hingga 4 juta pohon kelapa tertebang tiap tahunnya. Menurut data statistik Dirjenbun Kementerian Pertanian penurunan luas kebun kelapa terjadi sejak 2004 lalu dan menurun tajam ditahun 2010.  Berkurangnya luas kebun terjadi karena beberapa hal seperti alih fungsi lahan menjadi pemukiman, perkantoran dan perindustrian serta yang lebih banyak adalah perubahan komoditas terutama sawit. Beberapa kebun kelapa yang telah beralih menjadi sawit dapat ditemui dibeberapa kecamatan di Indragiri Hilir serta di Gorontalo.

Perubahan tersebut merubah posisi Indonesia dalam peta produksi kelapa global. Kini Indonesia bukan lagi penghasil kelapa terbesar dunia. Tetra Pak perusahaan kemasan makanan dan minuman terkemuka dunia mempublikasikan peta penghasil kelapa dunia 2014. Di peta tersebut Indonesia benar berada diurutan kedua setelah India. Buku Statitik Kelapa Tahunan APCC menunjukkan data produksi kelapa India melampaui Indonesia sejak 2010 lalu.

India melalui Coconut Development Board, lembaga setara kementerian yang khusus menangani kelapa sukses meningkatkan produksinya. Lembaga ini memiliki kewenangan yang besar untuk pengembangan kelapa mulai dari hulu hingga hilirnya. Kini India memproduksi lebih dari 22 miliar butir per tahun. Jauh diatas Indonesia yang diperkirakan 15,7 miliar butir itupun menurun dari tahun ke tahun. 

Luas kebun kelapa Indonesia terus menyusut sejak tahun 2004 dengan laju rerata 1%. Data dari lembaga lain seperti BPS menyatakan luas kebun kelapa yang dimiliki Indonesia saat ini justru lebih rendah lagi.  Penyusutan luas kebun tersebut diperparah dengan rendahnya produktivitas pohon akibat pengelolaan kebun yang kurang maksimal. Demikian pula dengan kondisi pohon yang sudah tua dan melewati masa produktifnya. Ada beberapa versi tentang proporsi pohon tua ada yang mengatakan bahwa sekitar 15% atau bahkan hingga 50% dari pohon kelapa yang ada telah berumur 50 tahun.  


Dengan persoalan ini tidak heran jika kita mulai mengimpor produk turunan kelapa, termasuk dari India.