Indonesia konon penghasil kelapa terbesar dunia. Dirjenbun Kementan RI (2015) mencatat luas kebun Indonesia sebesar 3,57 juta hektar dengan perkiraan produksi 15,7 miliar butir per tahun.
Tahun 2017 diawali dengan gonjang-ganjing. Detiknews mengutip Dirjenbun bahwa Indonesia kini malah mengimpor kelapa. Sontak berita ini membuat heboh. Beragam reaksi dari menerima, menyesalkan atau mempertanyakan. Benarkah kita mengimpor kelapa? Laman BPS memaparkan adanya data impor kelapa. Demikian pula APCC membenarkan bahwa Indonesia mengimpor kelapa, namun dalam bentuk produk jadi.
Sejak beberapa tahun lalu Indonesia memang telah mengimpor produk kelapa dari India, Malaysia, Thailand dan Filipina. Dari Malaysia berupa santan instan, Thailand selain santan juga minuman air kelapa kaleng serta kelapa muda aromatik. Keberadaan tiga jenis produk ini dapat dicek di swalayan kelas menengah atas. Sedangkan impor dari India berupa minyak kelapa mentah (CCNO-crude coconut oil) dan Filipina tepung parut kering (desiccated coconut).
Memang miris mungkin banyak yang belum tahun bahwa bahan baku produk impor tersebut berasal dari Indonesia, tapi itulah kenyataan.
Jumlah penduduk 255 juta menjadikan Indonesia pasar yang menggiurkan bagi produk impor apa saja termasuk produk turunan kelapa.
Dan ini membuat kita perlu segera membenahi sektor kelapa.
No comments:
Post a Comment